Selain pohon jati dan sengon, investasi perkebunan yang cukup menjanjikan adalah pohon Jabon. Akhir-akhir ini banyak masyarakat yang mulai tertarik dengan jenis kayu ini. Kayu dari pohon Jabon populer karena bentuknya yang lurus.
Di Indonesia, pohon yang bernama latin Nauclea cadamba Roxb ini juga dikenal sebagai jabun, kelampayan, empayang, atau worotua. Dalam perawatannya tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena pohon ini tidak memerlukan pemangkasan (self pruning). Hal ini membuat banyak warga di pedesaan yang berinvestasi memanfaatkan lahan kosongnya untuk ditanami pohon Jabon.
Kayu jabon sering dimanfaatkan oleh Industri Furniture, Plywood / Kayu Lapis, Batang Korek Api, Alas Sepatu, Papan, Peti, bahan kertas Kelas Sedang. Kondisi ini tentu menjadi sebuah peluang bisnis yang cukup menggiurkan, khususnya untuk usaha pembibitan jabon.
Terlebih lagi, saat ini banyak diadakannya proyek-proyek pertanian, sehingga peluang pemasaran bibit dalam partai besar dari berbagai proyek instansi pemerintah dan perusahaan tertentu sangat prospektif.
Jika situasi ini terjadi, maka biasanya dalam sekali penjualan lelang atau tender, jumlah bibit yang terjual atau yang diminta sangat banyak, bahkan dapat berjumlah ratusan ribu bibit. Anda tertarik menggeluti wirausaha pertanian ini? Berikut sekilas gambarannya!
Persiapan Lokasi dan Perlengkapan Pembibitan Tanaman Jabon
1). Pilihlah lokasi tempat pembibitan yang baik, misalnya dekat dengan sumber air, mudah dalam mengakses (jalan), aman dari gangguan binatang, dan sesuai dengan syarat pertumbuhan jabon.
2). Perlengkapan pembibitan yang dibutuhkan adalah berupa bak kecil berukuran sekitar 25 cm x 20cm, plastic penutup transparan, paranet, sprayer, poly bag, cangkul, dan alat pertanian lainnya.
3). Sediakan pula bibit utamanya, sekam, pasir halus, dan pupuk pendukung (NPK, gandasil, kompos) dan obat-obatan.
4). Proses penyemaian dilakukan dengan meletakkan bibit jabon pada media pembibitan yang berupa kotak kecil dengan campuran tanah, pasir halus, sekam, dan pupuk. Siram dengan air hingga menetes. Taburkan sekitar 2 sendok teh bibit jabon di atas media pembibitan tersebut.
Lalu tutup bak menggunakan plastik transparan, siram setiap hari dengan memakai sprayer. Biji bibit jabon akan tumbuh dalam waktu 10 – 30 hari.
Penyapihan Bibit Kecambah Jabon
Setelah bibit jabon tumbuh menjadi kecambah dengan jumlah daun 2-3 helai, maka perlu dipindahkan ke media poly bag (disapih). Pemindahan atau Penyapihan ini sebaiknya dilakukan pada sore hari, dan kecambah jabon tersebut harus berada di bawah tempat yang teduh, sebaiknya menggunakan paranet untuk menghindari kontak langsung dengan sinar matahari.
Media tanam yang digunakan dalam polibag adalah berupa campuran tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Jumlah polibag (ukuran 10x15cm) yang diperlukan sekitar 500 – 1000 unit untuk satu bak pembibitan.
Pemeliharaan Bibit Jabon
Proses pemeliharaan bibit jabon tidak terlalu rumit. Anda hanya perlu menyiram setiap pagi dan sore, serta seminggu sekali menyemprotkan pengusir hama dengan menggunakan fungisida Dithane M-45.
Pada umur 2 minggu diberi pupuk NPK dan saat usianya 3 bulan diberi pupuk daun Gandasil D dengan dosis 1,5 gram/liter air. Lakukan pemeliharaan rutin hingga masa 4-5 bulan.
Pemanenan Bibit Jabon
Saat bibit jabon berumur 4-5 bulan, maka tanaman ini telah siap dipindahkan ke dalam lahan. Ini artinya para pelaku usaha pembibitan jabon akan melakukan masa panen (penjualan). Bibit jabon yang baik adalah memiliki tinggi lebih dari 30 cm, diameter batang sekitar 5-8 mm, daun berwarna hijau, dan bebas dari hama penyakit.
Di pasaran, harga sebatang bibit jabon siap tanam sekitar 500 – 1.000 rupiah. Sehingga jika anda memiliki 100.000 bibit siap tanam maka potensi omsetnya mencapai 50-100 juta rupiah sekali panen. Demikian sekilas gambaran wirausaha bidang pertanian dan perkebunan bibit tanaman Jabon.
Salam kerja & usaha!!
Komentar
Posting Komentar