Besarnya peluang bisnis budidaya belut telah menjadi incaran bagi para pengusaha untuk mengembangkannya. Di berbagai forum baik offline maupun online banyak ditemukan diskusi-diskusi yang membahas peluang bisnis ini. Zaman dulu, usaha ini biasanya dilakukan dengan sistem gethering (menangkap langsung di alam), namun kini mengandalkan belut tangkapan dari alam untuk dipasarkan kembali ternyata sudah bukan sesuatu yang mudah lagi.
Pasokan yang didapat dengan cara tersebut lama kelamaan semakin menipis. Maka untuk memenuhi pasokan tersebut, dibuatlah budidaya belut yang lebih profesional. Untuk melakukan budidaya belut terbilang tidak sulit.
Pebisnis yang ingin serius menekuni budidaya belut hanya dituntut untuk intens dalam hal perawatan dan pemberian pakan. Sementara dalam pemberian pakan pun, pakan belut termasuk simpel. Pakan belut itu tidak berhubungan dengan pabrik. Pakannya bisa dibuat sendiri di rumah dari bahan keong mas atau bekicot. Jadi tidak tergantung pada pakan hasil pabrik.
Berdasarkan hitung-hitungan biaya operasional, biaya pakan tersebut hanya menggunakan 10%-20% dari biaya operasional. Jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan komoditas perikanan lain yang biaya pakannya menelan hingga 50% dari biaya operasional. Hanya saja, banyak peternak pemula yang belum mengetahui seluk beluk membudidayakan komoditas yang satu ini.
Biasanya para pemula akan bersemangat hanya sekitar 2 hingga 5 minggu di awal bisnis budidayanya. Selanjutnya mereka mengira bahwa usaha tidak berhasil, misalnya karena tidak melihat tanda-tanda kehidupan ternak di siang hari. Padahal belut memang tidak aktif seperti produk perikanan lainnya. Belut ini merupakan hewan nokturnal yang aktif pada malam hari, dan nyaris tidak kelihatan, tidak seperti ikan.
Pada dasarnya modal bukanlah merupakan hal yang utama dalam mengembangkan dan memulai usaha budidaya belut ini. Jika calon pebisnis memiliki kolam semen, atau bahkan jika tidak ada bisa menggunakan kolam terpal. Sementara untuk bibitnya calon pebisnis bisa memulai dengan berusaha mendapatkan bibit dari sawah. Bibit belut bisa lebih mudah didapatkan di sekitar pertanian organik.
Jika tidak bisa didapat dengan cara gratis, bibit belut sawah bisa didapat dengan membelinya di tempat pembibitan belut. Jika dibudidayakan secara intensif, bibit belut yang berukuran sebesar kelingking akan membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 6 bulan untuk bisa dipanen dan dipasarkan. Beberapa pengusaha belut yang lebih memasarkan panenannya pada pasaran lokal, biasanya memerlukan waktu 3-5 bulan.
Sedangkan jika ingin memasarkannya ke luar negeri biasanya dipanen setelah berumur enam bulan. Pasar ekspor biasanya tertuju pada Negara Singapura dan Malaysia. Agar mampu sukses dalam bisnis ini, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan:
- Memilih bibit belut dengan baik (bisa besar setelah dibudidayakan)
- Lakukan adaptasi suasana di alam setelah benih masuk media
- Upayakan “benih belut mau makan” setelah ditebar di media (kalau mau makan berarti benih belut bisa hidup)
- Buat media yang tidak beracun / tidak panas / cocok untuk belut
- Media budidaya harus bisa menumbuhkan singgat dan cacing lor sawah, setelah berjalannya waktu antara 3 minggu sampai 1 bulan setelah digenangi air
- Memberi makanan yang berprotein tinggi dan disukai belut pada awal pertumbuhannya (pada bulan I)
Ketahui teknik memberi makan yang tepat dengan protein yang seimbang dengan berat badannya sehingga tidak mengakibatkan kanibalisme antar sesama belut pada bulan ke 2 sampai panen - Ketahui teknik cara panen yang baik agar belut tidak luka atau mudah mati setelah dipanen
- Perluas pemasaran panenan belut anda dengan cara mencari tempat lokasi dan saudagar yang tepat
Komentar
Posting Komentar