Profesi sebagai pemandu wisata merupakan salah satu pekerjaan yang menuntut keahlian berkomunikasi dan wawasan yang luas tentang objek wisata dan juga seni kebudayaan. Pada era globalisasi ini, dunia kepariwisataan merupakan salah satu roda penggerak perekonomian di berbagai negara, misalnya Singapura, Prancis, Malaysia, Mesir, Amerika Serikat, Thailand, Italia, Afrika Selatan, Australia, Brazil, dan negara lainnya termasuk juga Indonesia.
Dalam sektor pariwisata, banyak bidang dan jenis pekerjaan yang bisa dijadikan sebagai profesi, seperti marketing pemasaran, staf hotel, pegawai restaurant, jasa spa, penyedia akomodasi, dan banyak lagi termasuk juga menjadi seorang pemandu wisata alias tour guide. Menjalani suatu pekerjaan tentu ada suka dan dukanya termasuk juga sebagai seorang pramuwisata.
Apa sich enaknya jadi seorang pemandu wisata?
1. Dapat Uang Tip atau Komisi
Jika anda sebagai pramuwisata mampu melayani para tourist dengan baik dan memuaskan, maka uang tip pasti akan mudah diperoleh. Untuk mendapatkan hal itu, maka seorang tour guide harus bersikap ramah, memberikan informasi yang memuaskan, dan tentunya harus mampu menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para wisatawan terutama tentang tempat-tempat yang dikunjungi.
Selain mendapatkan uang tip, banyak pemandu wisatawan yang juga memperoleh komisi dari berbagai perusahaan pariwisata, seperti hotel, restaurant, atau spa. Misalnya, ketika jam makan siang tiba, pemandu wisatawan biasanya mengajak para wisatawannya makan siang di restaurant tertentu.
Atas jasanya tersebut, pemilik restaurant mengucapkan terimakasih kepada si pemandu karena telah mengajak touristnya makan di restaurantnya. Selain dapat makan gratis, bentuk ungkapan terimakasih yang lain tentu berupa uang komisi (biasanya 5-20% dari total belanja).
2. Kesempatan Mendapatkan Relasi
Selain mendapatkan uang tip, jika pramuwisata pandai bergaul dan bisa menarik simpati para wisatawan, maka si pemandu tersebut berkesempatan mendapatkan teman, relasi bisnis, bahkan juga bisa mendapatkan pacar.
Banyak teman yang sukses karena menjadi seorang “tour guide”, hal ini karena mereka mampu memanfaatkan relasi yang sudah terjalin, misalnya diajak bekerjasama dalam membangun sebuah villa atau restaurant.
3. Sering Tour Gratis
Satu lagi enaknya jadi seorang pemandu wisata yaitu sering ikut tour gratis, artinya dapat kesempatan jalan-jalan gratis, berkunjung ke objek-objek wisata tanpa perlu mengeluarkan ongkos. Dengan mengunjungi banyak tempat, tentu akan menambah wawasan anda.
Lalu nggak enaknya seperti apa sich?
1. Wajib Menguasai Bahasa Asing
Satu hal yang menjadi beban sebagai seorang pramuwisata adalah harus menguasai bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Jika mampu berbagai jenis bahasa, seperti bahasa Prancis, Jerman, Jepang, dan China maka kesempatan memperoleh dollar akan semakin lancar.
Di Bali, seorang pemandu wisatawan biasanya merupakan pemandu yang special (mengkhusus), misalnya guide untuk tourist prancis, guide untuk tourist jepang, guide tourist jerman dan lainnya sesuai dengan kemampuan bahasa yang paling mereka kuasai.
2. Harus Mempunyai Wawasan Luas
Menjadi seorang tour guide harus sering-sering baca buku, mencari informasi tambahan, dan menambah wawasan agar bisa percaya diri saat melakukan pekerjaan. Jika pengetahuan si pemandu tentang berbagai tempat dan kebudayaan masih minim, maka siap-siaplah ditertawakan oleh para wisatawannya, apalagi jika memberikan informasi yang keliru. Inilah ‘nggak’ enaknya jadi seorang tour guide.
3. Sering Berpisah dengan Keluarga
Berpisah dengan keluarga adalah hal yang sering dialami oleh seorang pemandu wisata. Dalam sebuah “touring” terkadang bisa menempuh satu hari perjalanan, dua hari, bahkan juga bisa satu minggu tergantung rute yang ditempuh. Misalnya rombongan tourist dari Bali yang tour ke gunung Bromo atau Jogja, maka rasa jauh dari keluarga akan dialami oleh si pemandu wisata.
Komentar
Posting Komentar