Kelinci adalah hewan menyusui yang termasuk keluarga Leporidae. Ada beragam jenis kelinci yang ditemukan di berbagai negara karena daya tahan adaptasinya yang baik. Menurut catatan sejarah, istilah nama Kelinci berasal dari bahasa Belanda, “koninjtne” yang berarti anak kelinci. Kata tersebut diadopsi saat masa kolonial Belanda di Indonesia.
Meskipun di tanah air, ada jenis Kelinci asli Indonesia, namun kala itu masyarakat Indonesia belum mengenal kelinci sebagai hewan peliharaan, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Belanda yang tinggal di Indonesia.
Saat ini, banyak orang-orang yang mulai tertarik usaha peternakan kelinci, baik untuk sekedar hobi maupun dilakukan profesional sebagai lahan bisnis. Kelinci bukan hanya dijual sebagai binatang kesayangan penghias taman, tetapi sebagian juga digunakan untuk kelinci pedaging (konsumsi) seperti yang banyak terdapat di daerah Lembang, Jawa Barat. Bagaimanakah cara berwirausaha ternak kelinci? Berikut sekilas gambarannya.
1. Persiapan Awal
Hal pertama yang perlu dipersiapkan dalam budidaya kelinci adalah tempat habitatnya. Lokasi yang baik adalah dekat dengan sumber air, jauh dari kebisingan, bebas asap, suasana tenang, serta terlindung dari ancaman predator seperti anjing, ular, elang, dan lainnya.
2. Penyediaan Kandang Kelinci
Kandang dapat dibuat dari bahan kayu atau pun jaring/kawat besi. Persyaratan kandang untuk kelinci adalah cukup sirkulasi udara, terkena sedikit sinar matahari, teduh, dan kuat dari gangguan binatang lain.
Menurut fungsinya, kandang untuk ternak kelinci dapat dibedakan menjadi kandang induk da kandang penyapih. Kandang induk merupakan tempat untuk kelinci-kelinci dewasa, atau indukan yang baru melahirkan.
Sedangkan kandang penyapih berfungsi untuk memisahkan kelinci-kelinci yang sudah mulai tumbuh besar agar bisa hidup mandiri dan induknya bisa bebas melakukan perkawinan lagi. Kandang dapat dibuat dengan atau tanpa halaman pengumbaran, dengan ukuran 4m x 2m, tinggi 1 meter, dan jarak ketinggian antara tanah dengan alas kandang sekitar 30 cm. Kandang tersebut dapat ditempati oleh 10-15 ekor kelinci dewasa.
3. Pemilihan Bibit Kelinci
Dalam memilih bibit kelinci dalam usaha peternakan tergantung tujuan yang pembudidayaan. Jika pengembangbiakan ternak kelinci untuk dijual sebagai binatang peliharaan kesayangan, maka jenis kelinci yang cocok adalah Angora, Rex, dan American Chinchilla. Sementara untuk tujuan konsumsi, kelinci yang dipilih adalah jenis Havana, Himalayan, Belgian, Californian, Flemish Giant, atau jenis New Zealand.
Ciri-ciri calon indukan kelinci yang baik antara lain aktif, tidak kusam, bola mata putih bersih, tidak nervous, sifat fertilasi tinggi, pertumbuhan bulu yang baik untuk kelinci hias, dan berbobot besar dan bertubuh tinggi untuk kelinci pedaging.
4. Kegiatan Perawatan dan Pemeliharaan Kelinci
Kegiatan rutinitas memelihara dan merawat ternak kelinci terdiri dari pemberian pakan, sanitasi kandang, dan pengontrolan kesehatan ternak.
Jenis pakan yang diberikan adalah beragam sayuran (wortel, kol, sawi, kangkung, daun kacang, dll), rerumputan, dan biji-bijian (jagung, kacang hijau, padi, dedak dll). Pakan ternak yang berupa konsentrat juga dapat diberikan yang diperoleh dari toko pakan ternak.
Pakan diberikan 3 kali sehari, yakni pagi (jam 9), siang (jam 1), dan sore hari (jam 6). Sementara air harus disediakan di dalam kandang dalam wadah yang tidak mudah pecah. Untuk kegiatan sanitasi, kebersihan kandang wajib diperhatikan. Hindari kondisi lingkungan yang lembab untuk menghindari flu atau penyakit flu yang menyerang ternak.
Kelinci yang terserang penyakit umumnya menunjukkan kelesuan, nafsu makan menurun, mata menjadi sayu, dan suhu badan naik. Bila diduga ada salah satu ternak terserang penyakit maka segera dikarantina pada kandang lain.
Beberapa jenis penyakit yang menyerang kelinci diantaranya: bisul (dibedah untuk mengeluarkan darah kotor), kudis (diobati dengan salep antibiotok), eksim (dengan bedak salicyle), jamur pada kulit kepala (diobati dengan belerang), penyakit mata (dengan salep atau tetes mata), pilek (antiseptik), radang paru (dengan Sul-Q-nox), dan berak darah (minum sulfaquinxalin).
5. Pengembangbiakan Kelinci
Indukan Kelinci (betina & jantan) dapat dikawinkan setelah berumur 5 bulan. Masa kehamilan induk kelinci biasanya berlangsung selama 1 bulan. Untuk mengetahui hamil dan tidaknya, maka dua minggu setelah perkawinan, perut induk diraba-raba apakah terdapat bola-bola atau tidak.
Jika ada bola-bola kecil, berarti induk betina sedang bunting. Pada minggu ke tiga, induk kelinci yang hamil dipisahkan ke kandang khusus untuk membuatnya menjadi tenang. Seekor induk kelinci dapat melahirkan 5-10 ekor bayi kelinci.
6. Tahap Panen
Untuk mendatangkan uang dari usaha ternak ini dapat dilakukan dengan memasarkan ke para pecinta hewan (kelinci bulu) atau ke pengusaha restaurant yang menyajikan menu olahan daging kelinci (kelinci pedaging).
Komentar
Posting Komentar