Beternak Sapi dapat dikatakan sebagai usaha peternakan klasik yang sudah dilakoni manusia sejak mulai mengenal hidup menetap dan sisten pertanian. Selain dimanfaatkan sebagai alat transportasi dan pertanian, daging sapi merupakan barang ekonomis yang bernilai tinggi. Permintaan daging sapi di dunia cenderung meningkat seiring semakin pesatnya laju globalisasi yang mempengaruhi perekonomian, termasuk pasaran di Indonesia.
Di dalam negeri, beternak sapi cenderung dilakukan secara tradisional oleh para petani di pedesaan. Pakan utamanya hanyalah dedaunan atau rerumputan hijau yang ternyata kurang maksimal menambah berat badan ternak.
Oleh karena itu, diperlukan pakan tambahan agar menjadikan berat badan ternak cepat gemuk sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih. Merujuk pada hal tersebut, maka usaha penggemukan sapi menjadi alternatif bisnis yang cukup menjanjikan profit yang “gemuk”. Bagaimana caranya memulai usaha penggemukan ternak sapi potong tersebut?
Pembelian Ternak Sapi
Poin utama dari usaha peternakan ini adalah membuat sapi-sapi yang kita pelihara bertambah gemuk dengan cepat dan maksimal, biasanya berlangsung selama 4-6 bulan. Pilih dan belilah ternak sapi yang berumur tiga tahun ke atas. Upayakan membeli ternak sapi yang agak kurus untuk memperoleh harga beli yang lebih murah.
Untuk mendapatkan ternak-ternak sapi tersebut, dapat diperoleh secara langsung di petani ternak atau saudagar-saudagar sapi. Ada banyak pilihan jenis sapi yang bisa dipelihara, baik lokal maupun dari luar negeri, misalnya sapi bali, sapi madura, sapi aceh, sapi simmental, sapi limosine, sapi angus, sapi brahman, sapi charolise, dan sebagainya. Berapa jumlah ternak sapi yang harus dibeli? Tergantung kapasitas tempat usaha dan modal anda.
Pemberian Pakan dan Perawatan
Dalam bisnis peternakan ini, kunci kesuksesannya adalah pemberian pakan yang tepat. Secara tradisional, ternak sapi yang hanya makan pakan hijau biasanya mengalami pertambahan berat badan sekitar 0,3-0,5 kg/hari. Jadi harus diupayakan agar melebihi pertumbuhan rata-rata tersebut.
Pemeliharaan secara intensif dengan pakan hijau dan konsentrat, pertambahan berat badan ternak dapat mencapai 0,7-1,2 kg/hari. Jerami dan dedak dapat digunakan sebagai salah satu bentuk pakan untuk usaha penggemukan sapi. Jerami yang kering dapat disimpan di gudang sebagai bahan pakan ternak ruminansia yang bagus.
Anda juga dapat membuat konsentrat dari batang rumbia. Batang rumbia dihancurkan sehingga berukuran kurang dari 1 cm, kemudian direndam selama sehari dalam air. Campurkan bersama dedak (bekatul) lalu diberikan kepada ternak sapi.
Dalam usaha penggemukan ternak sapi, kebersihan kandang wajib dipelihara. Anda sebaiknya waspada terhadap serangan penyakit sapi, seperti antraks, penyakit mulut dan kuku, dan kutu-kutu kulit. Lakukan vaksinasi secara berkala.
Penjualan (Panen)
Umur sapi yang siap dipotong adalah sapi yang telah berumur empat tahun. Para pelaku usaha penggemukan ternak sapi biasanya hanya melakukan pemeliharaan selama 4 hingga 7 bulan. Saat membeli bibit sapi, rata-rata seharga delapan jutaan rupiah.
Setelah masa penggemukan selama 6 bulan, mereka mampu menjual kembali dengan harga 14 jutaan rupiah, sehingga mendapat laba kotor sebesar 6 jutaan rupiah per ekor setiap enam bulan. Jika mampu memelihara 10 ternak, maka omzet laba brutonya setiap enam bulan adalah sebesar 60 juta rupiah atau 10 juta rupiah per bulannya. Kurangilah dengan biaya pakan dan upah tenaga kerja untuk mendapatkan keuntungan bersihnya.
Beberapa pelaku usaha penggemukan sapi mampu mendapatkan laba bersih sekitar 5 jutaan rupiah setiap bulannya, dan meningkat ketika menjelang hari raya besar, seperti lebaran dan Idul Adha. Demikian sekilas informasi tentang usaha penggemukan ternak sapi potong, semoga mampu membangkitkan semangat kewirausahaan anda, salam kerja & usaha!!!
Komentar
Posting Komentar