Mie merupakan bahan makanan alternatif yang menjadi salah satu kuliner favorit di berbagai negara. Berdasarkan penemuan – penemuan para arkeolog, jejak (bekas) bahan mie tertua ditemukan di daratan China yang diperkirakan berumur 4.000 tahun.
Penciptaan bahan mie tersebut diduga dilatarbelakangi oleh keinginan para pedagang pengelana China yang ingin membawa makanan berbahan beras yang mampu disimpan dan bertahan berbulan-bulan. Jadi simpulan sementaranya, orang-orang yang pertama membuat mie adalah bangsa China. Kemudian resep pembuatan mie menyebar ke berbagai penjuru dunia yang dibawa oleh kaum pedagang.
Di masing-masing negara, proses pembuatan mie, bahan-bahan pembuatan mie, dan olahan mie mengalami penyesuaian dan kreatifitas sesuai dengan adat dan budaya setempat, sehingga hal tersebut memunculkan aneka jenis mie dan variasi kuliner berbahan mie. Ditinjau dari cara produksinya, mie dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
- Mie mentah/segar adalah mie yang tidak mengalami proses lanjutan setelah mie dipotong-potong. Bahan yang digunakan adalah tepung terigu jenis keras. Mie mentah ini biasanya dipakai untuk kuliner mie ayam;
- Mie basah adalah mie yang mengalami proses perebusan air mendidih setelah proses pemotongan. Mie ini dikenal dengan mie kuning atau mie bakso;
- Mie Instan merupakan mie yang mengalami proses gelatinisasi (penyerapan air oleh granula pati) saat produksinya, sehingga bisa dihidangkan dengan cara diseduh saja;
- Mie Kering adalah jenis mie mentah yang dikeringkan sehingga kadar airnya dibawah 10%. Proses pengeringan bisa dengan cara dijemur di terik mentari atau di keringkan dengan mesi oven. Karena sifatnya yang kering, mie ini bisa disimpan lama. Dalam proses produksinya, bahan mie kering bisa dicampur dengan telur, sehingga disebut juga dengan mie telor.
Permintaan akan mie cenderung selalu stabil meskipun keadaan ekonomi sedang krisis, karena harganya yang terjangkau dan proses memasaknya yang mudah. Oleh karena itu, usaha rumah tangga pembuatan mie merupakan salah satu bisnis yang cukup menarik untuk digeluti, meskipun saat ini banyak produk mie di pasaran yang dibuat oleh pengusaha kelas menengah ke atas.
Namun, untuk bisa masuk dan diterima oleh konsumen dalam ceruk usaha ini, diperlukan produk yang menarik, baik dari bentuk mie atau pun kemasannya. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah kreasi cita rasa dan harga yang kompetitif. Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan dalam usaha pembuatan mie kering ini?
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
Secara umum, alat yang dipakai diantaranya: tempat adonan, mesin penggiling dan pencetak mie yang harganya berkisar 1 hingga 5 jutaan rupiah, tempat penjemur atau pakai mesin pengering (blower/oven), alat pemotong mie (bisa pakai pisau), serta kemasan pembungkus mie. Sementara, bahan yang diperlukan umumnya terdiri atas: tepung terigu, tepung tambahan (tapioka dan beras), garam halus, air matang, dan telor.
2. Memahami Proses Pembuatan Mie Kering
Secara sederhana, resep mie kering yang bisa anda kreasikan misalnya:Air matang yang bersih 1200 ml (6-7gelas), tepung terigu 1 kg, tepung beras 1/4 kg, tepung tapioka 50 gr, garam halus (berupa tepung) 2-3 sdm, bawang putih 10 gr, dan telur ayam 2-3 butir.Cara membuat mie kering:
Bahan-bahan tepung terigu, tepung beras, dan tepung tapioka dimasukkan dalam sebuah wadah untuk proses pencampuran (pengadukan) dengan tangan, sementara garam dan garam ditumbuk halus kemudian dicampur dalam adonan tepung tersebut. Untuk pembentukan adonan, masukkan 6-7 gelas air matang ke dalam tepung. Aduk adonan hingga tercampur rata.
Untuk membuat lebih gurih, bisa juga ditambahkan 1/4 gelas susu kental. Langkah selanjutnya adalah merebus air sebanyak 3-4 gelas. Ketika mendidih, masukkan adonan, aduk hingga menjadi bubur padat dan kenyal. Setelah proses tersebut, langkah selanjutnya adalah pencetakan mie. Adonan mie dibagi dalam beberapa bagian yang biasanya sebesar kepalan tangan.
Adonan mie yang telah dibagi-bagi kemudian dicetak menjadi bentuk pipih (flat) dengan mesin pencetak mie menggunakan press roller. Harga mesin pencetak mie bervariasi tergantung kapasitasnya. Setelah itu adonan yang berbentuk pipih tersebut dicetak menjadi mie dengan mengunakan roller pencetak. Lobang roller yang dipakai juga ada beraneka ragam ukuran ( 0,8mm – 1,0mm – 1,5mm – dsb).
Jika ingin bentuk mie menjadi keriting, maka saat mie keluar dari mesin pencetak ditahan dengan menggunakan tangan. Tahap selanjutnya adalah pemotongan. Setelah mie terasa mulai sedikit kaku, potong mie menjadi ukuran tertentu yang akan dipasarkan.
Berikutnya adalah melakukan proses pengeringan yang bisa dilakukan dengan penjemuran atau dengan mesin oven atau pakai blower (mesin pengering bertenaga angin). Setelah kadar air dalam mie dibawah 10%, maka mie siap dikemas dengan plastik.
3. Memasarkan Produk Mie
Untuk pemasaran bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu menjadi pemasok ke para pedagang makanan berbahan mie, atau menjualnya ke konsumen akhir di toko dan warung. Jangan lupa siapkan nama produk (brand) mie tersebut, baik dengan menggunakan cetakan kertas, ataupun tercetak pada plastik pembungkusnya.
Dalam usaha ini, selain kompetisi dengan para produsen mie kelas kakap, kendala yang juga dihadapi adalah kurangnya kepercayaan konsumen pada produk-produk mie yang tak berlabel Depkes atau belum teregestrasi di BPOM.
Oleh karena itu ada baiknya anda mendaftarkan produk usaha tersebut ke BPOM demi meyakinkan produk mie kering anda terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya, seperti formalin, borax, pengawet yang dilarang, dan sejenisnya. Demikian sekilas informasi usaha rumah tangga pembuatan mie kering, salam kerja & usaha!!!
Komentar
Posting Komentar