Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Lahan pertanian yang luas dan lebih dari separuh penduduknya bekerja di sektor pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, beberapa wirausahawan memanfaatkan kondisi tersebut dengan membuka usaha sebagai penunjang kebutuhan para petani dan peternak, salah satunya adalah usaha pembuatan pakan ternak pellet.
Pellet adalah olahan ransum (makanan) yang umumnya berbentuk silinder atau bulat dibuat dari berbagai bahan pakan dengan komposisi tertentu. Tujuan dan manfaat membuat pellet dalam dunia peternakan antara lain: untuk mengurangi hilangnya nutrisi pakan, meningkatkan kualitas pakan, lebih efesien dalam penyimpanan dan pemberian pakan.
Pellet merupakan kebutuhan pokok bagi para peternak, khususnya untuk peternak ayam, burung, kelinci, ikan, dan bahkan untuk babi. Sehingga dengan jumlah petani ternak yang besar tersebut, maka usaha pembuatan pakan ternak berupa pellet menjadi salah satu alternatif usaha yang menjanjikan. Berikut adalah langkah-langkah memulai usaha pembuatan pellet:
1. Menentukan jenis pellet yang akan diproduksi
Langkah pertama yang anda lakukan adalah menentukan jenis pellet apa yang akan diproduksi. Untuk menentukan jenis pellet tersebut, ada baiknya didasarkan pada jenis ternak yang banyak dipelihara di daerah anda. Hal ini merupakan langkah hemat dalam memulai usaha pembuatan pellet. Jika di wilayah anda banyak terdapat peternakan lele, maka sebagai langkah permulaannya lebih baik mencetak jenis pellet ikan saja.
2. Mengumpulkan bahan dan alat pembuatan pellet
Untuk membuat pakan pellet dapat dilakukan dengan metode manual atau menggunakan mesin cetak pellet (pelletizer). Misalnya untuk membuat pellet ikan bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
- 50 kg tepung ikan, biaya sekitar Rp 300.000
- 30 kg biji jagung, biaya sekitar Rp 100.000
- 10 kg biji kacang kedelai, biaya sekitar Rp 70.000
- 20 kg dedak (katul), biaya sekitar Rp 60.000
- 10 kg tepung sagu atau tepung kanji sebagai media perekat, biaya sekitar Rp 50.000
Sementara alat-alat yang diperlukan, diantaranya: mesin penggiling atau mesin membuat tepung/hummer mill (jika modal tidak mencukupi, bisa memakai jasa penggilingan); mesin mixing mill yang berfungsi mencampur bahan-bahan tersebut (harga sekitar 2 jutaan rupiah, namun bisa dilakukan secara manual), dan mesin cetak pellet (harga sekitar 3 jutaan rupiah, namun yang versi manual dibawah satu juta rupiah).
3. Memulai proses produksi
Pembuatan pellet dapat dikatakan sangat gampang, apalagi jika didukung oleh mesin-mesin otomatis, sehingga dalam sehari bisa memproduksi lebih dari 100 kg pellet. Bahan-bahan yang telah dikumpulkan tersebut digiling menjadi tepung kemudian dicampur dalam mesin mixing atau secara manual pakai sekop. Agar bisa tercampur dengan rata tambahkan sedikit air.
Setelah bahan tercampur dengan sempurna, masukkan ke dalam mesin pencetak pellet (pelletizer). Cetakan diameter lubang die pellet ada berbagai jenis ukuran, antara 2 hingga 3 mm, dengan panjang pellet berkisar setengah hingga satu setengah centi meter. Setelah proses pembuatan pellet selesai, tahap selanjutnya adalah pengeringan dengan cari diangin-anginkan sekitar 5 jam.
4. Melakukan pemasaran
Pellet yang sudah diproduksi tersebut siap untuk dipasarkan. Pemasaran biasanya dilakukan dengan menjual ke toko, pasar hewan, atau menjadi suplier bagi para petani ternak. Untuk ukuran produk jualnya bisa dikemas dalam plastik 1 kg, 5 kg, 10 kg, atau dalam sak karung ukuran 25 kg. Agar sukses dalam usaha ini, kualitas pellet dengan harga yang kompetitif menjadi kunci utamanya.
Oleh karena itu, anda perlu belajar banyak tentang komposisi bahan yang tepat untuk memproduksi pellet yang bernutrisi baik sehingga dipercayai oleh para petani ternak. Demikian sekilas tentang membangun usaha pembuatan pellet untuk pakan ternak. Salam kerja & usaha!!!
Komentar
Posting Komentar