Siapa yang tak kenal dengan bahan makanan Tahu dan Tempe. Kedua pengganti daging tersebut sudah sangat erat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bukan hanya kelas bawah, tahu dan tempe juga sering menjadi pilihan menu bagi masyarakat ekonomi kelas mapan. Bagi masyarakat Indonesia, kurang lengkap rasanya, jika dalam sebulan tidak mencicipi menu lauk yang berbahan kacang kedelai tersebut.
Menggeluti usaha pembuatan tempa atau tahu di Indonesia memang tak pernah mati. Walaupun untung yang diperoleh tidak besar, tapi bisa dikatakan usaha ini sangat stabil, meskipun ekonomi global sedang kacau, asalkan bahan baku tetap tersedia.
Usaha produksi tempa dan tahu di Indonesia masih menggunakan alat-alat konvensional yang tradisional, meskipun beberapa produsen telah mulai meningkatkan beberapa alat yang lebih modern.
Proses Pembuatan Tahu
Alat-alat: timbangan, alat menjemur, bak perendam, pengiling kedelai, bak penampung, alat perebus, bak penggumpalan protein, bak penyimpanan cairan bekas, kain saring, cetakan tahu, alat pres (mengeluarkan air dari bubur tahu), alat pemanas (kompor), alat penghalus (blender), dan wajan untuk mengaduk, serta mesin pengupas kedelai.
Cara membuat tahu: memilih kedelai yang bagus; mencuci dan merendam kedelai sekitar 6 jam; mengupas dan memecah kedelai dengan mesin pengupas; menggiling kedelai hingga halus dan berair; mengalirkan air susu kedelai ke dalam bak penampungan; merebus susu kedelai hingga mendidih dan menjadi bubur; bubur dipindahkan ke bak penggumpalan protein; melakukan penyaringan terhadap bubur kedelai dengan menggunakan kain kasar untuk mendapatkan sari-sari kedelai; limbah hasil penyaringan dialirkan ke bak penampungan; air sari kedelai digumpalkan dengan menggunakan asam cuka; setelah menggumpal tahu dipres-dicetak; dan tahu siap dipasarkan.
Proses Pembuatan Tempe
Alat-alat: wadah (baskom), saringan, dandang, kipas angin, sendok kayu, tampah, kompor, dan beberapa alat tambahan lainnya. Cara membuat tempe: memilih kedelai yang bagus; mencuci lalu merendam kedelai dengan air biasa sekitar 12 – 18 jam; mengupas kulit kedelai yang sudah lunak; merebus biji kedelai hingga empuk; mendinginkan biji kedelai yang telah direbus dengan kipas angin; mencampur dengan ragi tempe Rhizopus sp (1-2 gr ragi untuk 2 kg kedelai); memasukkan adonan kedelai ke dalam plastik cetakan (diberi lubang kecil untuk sirkulasi jamur); menyimpannya selama 1-2 hari hingga jamur telah tumbuh di semua bijih kedelai; tempe siap dipasarkan.
Demikian sekilas tentang UKM pembuatan tempe dan tahu. Resiko dari usaha ini adalah keterbatasan bahan baku, karena selama ini jumlah produksi kedelai dari petani dalam negeri tidak mencukupi permintaan. Selain itu hasil produksi ini tidak bisa bertahan lama (2-3 hari), sehingga jika tidak laku mereka menjualnya untuk bahan pakan ternak atau mengolahnya kembali menjadi keripik.
Komentar
Posting Komentar