Panduan Usaha Budidaya Jamur Konsumsi


jamur

Usaha budidaya jamur untuk konsumsi merupakan sebuah lahan bisnis bagus bagi penduduk yang tinggal di kawasan pinggiran kota. Jamur sangat laku dijual di daerah perkotaan, karena selain cita rasanya yang enak, juga merupakan jenis makanan nabati bagi para vegetarian. Ada berbagai jenis jamur yang bisa dikonsumsi masyarakat, yaitu jamur tiram, jamur kuping, dan jamur merang. Yang paling banyak dibudidayakan adalah jamur tiram.

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycates dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.

Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein,air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi,kalsium, vitamin B1, B2, dan vitamin C. Untuk memulai pembuatan usaha ini, diperlukan beberapa langkah, antara lain:

Pembuatan Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur
Beberapa ruang yang perlu dipersiapkan terdiri dari:

  • Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
  • Ruang Inokulasi atau disebut juga tempat pembibitan adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
  • Ruang Inkubasi berfungsi sebagai tempat inkubasi jamur.
    Masa inkubasi adalah masa pertumbuhan miselium jamur di dalam media jamur. Pertumbuhan miselium ditandai dengan serat putih, yang dimulai dari tempat awal bibit ditanam dan terus berkembang. Untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning) diperlukan kondisi ruangan yang bertemperatur 22 – 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
  • Ruang Penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%.
  • Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.

Bahan-bahan yang digunakan
Dalam budidaya jamur tiram adalah dedak, serbuk kayu, kapur, gips, tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik. Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

  • Persiapan Bahan, bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
  • Pengayakan, pengayakan serbuk kayu ini bertujuan agar media tanam ini mempunyai komposisi yang sama sehingga jamur dapat tumbuh merata.
  • Pencampuran, bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
  • Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic.
  • Pembungkusan (Pembuatan Baglog), Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.
  • Sterilisasi, dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam.
  • Inokulasi (Pemberian Bibit) adalah kegiatan memasukkan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu: varitas unggul, umur bibit optimal 45 – 60 hari, warna bibit merata, tidak terkontaminasi
  • Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram, dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.

Panen Jamur Tiram, dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.

Produk Olahan Jamur Tiram
Selain menjual jamur tiram dalam bentuk bahan mentah, beberapa orang menjualnya dengan mengolahnya terlebih dahulu untuk menambah nilai jual atau sebagai strategi terhadap produk panen yang berlebih. Beberapa ragam olahan jamur tiram antara lain: soto jamur, pepes, jamur crispy, kripik jamur, mie jamur, sate jamur, kerupuk jamur, permen jeli jamur tiram, abon jamur, sossis jamur, dan campuran bakso jamur, serta produk kreatif lainnya.

Demikianlah langkah-langkah dalam budidaya jamur tiram, semoga bisa memberi sedikit gambaran bagi usaha anda.


Tinggalkan komentar