Panduan Cara Agrobisnis Buah Naga (Dragon Fruit)


Buah naga

Budidaya buah naga atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai dragon fruit nampaknya semakin diminati oleh masyarakat Indonesia seiring kepopuleran dan manfaat buah yang mirip sisik naga ini. Buah naga yang bahasa ilmiahnya Hylocereus undantus bagi bangsa Tiongkok dipandang sebagai buah yang membawa keberuntungan.

Nama lain bagi buah naga ialah pir strawberi, buah kaktus, pitaya, pitahaya, atau kaktus orkid. Dua spesies yang sering ditanam secara komersial ialah Hylocereus undatus(isi putih) dan Hylocereus polyrhizus(isi merah).

Spesies lain yang kurang terkenal ialah Seleniereus megalanthus, yang mempunyai isi putih dan berkulit kuning. Jika mampu mengelola dan memelihara buah ini dengan baik, maka penghasilannya bisa melebihi gaji seorang PNS.

Jika Anda berminat untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian, anda bisa mencoba membudidayakan buah naga untuk menambah pemasukan keuangan anda. Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui untuk usaha budidaya buah naga, yaitu:

  • Asal buah naga sebenarnya berasal dari daratan Amerika Selatan, kemudian di bawa ke Vietnam oleh penjajah Perancis. Pada tahun 1980 warga Jepang berhasil mengembangkan buah naga ini sehingga menjadi populer sebagai buah yang baik untuk kesehatan.
  • Menurut penelitian, selain sebagai penurun kadar kolestrol dan gula darah, buah naga juga dapat mencegah kanker usus, penguat fungsi ginjal dan tulang, pelindung kesehatan mulut, pencegah pendarahan dan gejala keputihan, menguat daya kerja otak dan meningkatkan ketajaman mata.
  • Untuk budidaya buah naga, diperlukan lahan yang gembur, agak kering, namun harus tersedia cukup air untuk kesuburan dan pertumbuhannya. Sinar matahari harus diterima penuh, tidak bagus bila berada di bawah pohon yang rindang karena dapat mempengaruhi proses pertumbuhan bunga (buah).
  • Untuk pembibitan dapat dilakukan dengan cara penanaman biji dan stek batang, seperti pohon kaktus. Harga bibit sekitar Rp 7.000 – Rp 20.000 per pohon tergantung ketinggian bibit. Pohon buah naga tidak mempunyai batang yang kokoh, sehingga dalam pembudidayaannya harus dibantu dengan tonggak buatan, baik yang terbuat dari batang kayu, besi, atau beton. Pada ujung tonggak dipasangi penyanggah yang biasanya dipakai dari ban motor untuk menahan cabang-cabang agar tidak mudah patah saat berbuah.
  • Jarak tanam antar pohon sekitar 2 – 2,5 meter, sehingga satu hektar lahan dapat ditanami kurang lebih 1500 – 2000 bibit pohon buah naga. Buah naga dapat mulai berbuah pada umur 1,5 – 2 tahun setalah masa tanam. Namun jika anda membeli bibit yang sudah setinggi 1,5 meter maka buah sudah bisa anda panen pada umur pohon kurang dari satu tahun.
  • Pohon buah naga dapat hidup selama 15 – 20 tahun. Sekali panen, setiap pohon dapat menghasilkan 7 – 10 buah dengan berat rata-rata setengah kilogram. Harga perkilogram buah naga sekitar Rp. 15.000 (tergantung jenis dan kualitasnya). Sehingga satu hektar dapat menghasilkan:
  1. 1.500 pohon x 8 buah = 12.000 buah naga, kemudian
  2. 12.000 buah x 0,5 kg = 6.000 kg (atau 6 ton) buah naga, kemudian
  3. 6000 kg x Rp 15.000 = Rp 90.000.000 (pendapatan minimal sembilan puluh juta rupiah setiap panen)
  • Buah naga dapat dipetik (sudah matang) setelah berumur 50 hari dari mulai kuncup. Pohon naga memiliki masa panen antara bulan September sampai Maret.
  • Pemeliharaan pada pohon buah naga antara lain pengairan, penyiangan, pemangkasan cabang yang tidak berguna, serta pemupukan secara berkala. Untuk merangsang pembungaan dan pembuahan, berikan pupuk organik yang banyak mengandung unsur P dan K atau pupuk organik perangsang bunga. Pupuk kimia dengan kandungan P tinggi antara lain yaitu TSP, ES, Atau DP. Dan untuk pupuk dengan kandungan K tinggi yaitu KCl atau ZK.
  • Selain dimakan langsung, produk olahan buah naga yang lain adalah berupa jus, cake (kue), keripik, selai, sirup, yogurt dan diekspor ke luar negeri untuk dijadikan anggur (wine).

Demikian gambaran singkat tentang peluang agrobisnis budidaya buah naga. Salam sukses!!!


Tinggalkan komentar