Mengenal Proses Pembuatan Kelereng


kelereng

Kelereng menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan ketika kita menjalani masa kanak-kanak. Bola-bola kecil itu selalu menjadi daya tarik tersendiri untuk kita mainkan atau dikoleksi. Menurut penemuan para arkeolog, kelereng telah dikenal manusia jauh sebelum era tahun Masehi dimulai.

Di kota Kreta (Yunani), para peneliti sejarah menemukan kelereng yang diduga telah berumur lebih dari 1.700 tahun SM. Kelereng atau dalam bahasa Belandanya disebut knikkers, pada awalnya terbuat dari bahan tanah liat, batu, dan juga kemudian berbahan keramik.

Proses pembuatannya pun masih secara manual menggunakan keahlian tangan. Kemudian dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi dan inovasi yang merevolusi proses industri, kelereng akhirnya bisa dicetak dengan menggunakan mesin-mesin canggih yang otomatis.

Proses modern-nya dimulai dari Jerman sekitar tahun 1864 dengan memakai bahan baku kaca. Pada era tersebut, kelereng dianggap hampir setara nilainya dengan mutiara karena bentuknya cantik dan terkesan glamor.

Masa berikutnya, sekitar tahun 1902, Martin Christensen membuat konstruksi mesin untuk dapat memproduksi kelereng dengan lebih cepat. Kemudian dalam kurun waktu tahun 1920an hingga 1930an, industri pembuatan kelereng di wilayah Eropa semakin pesat sering meningkatnya jumlah permintaan.

Dan kini akhirnya para teknisi mesin di pabrik-pabrik pembuatan kelereng semakin dapat menyempurnakan kinerja mesin-mesin produksinya agar lebih bisa efisien, berkapasitas besar, dan juga semakin bekerja otomatis.

Apa sajakah bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kelereng dan bagaimana proses produksinya? Mari kita simak sama-sama!

Bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi kelereng atau glass marble terdiri dari: pasir, silika, soda kapur, dan bahan lain sebagai pigmen warna dan dekorasi di dalamnya. Soda kapur yang merupakan campuran dari kalsium hidroksida dengan natrium/kalium hidroksida dipakai untuk menyerap karbondioksida pada proses peleburannya.

Selain bahan tersebut, kelereng juga ada yang dibuat dari bahan cullet atau memakai scrup glass. Proses pembuatan kelereng terdiri dari empat tahapan yaitu: pelelehan/peleburan bahan, proses injeksi, pemotongan atau pembentukan, dan tahap penyortiran.

Pada tahap pelelehan, bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam tangki yang kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 1.200 derajat Celcius. Proses ini berlangsung sekitar 28 jam. Kemudian dilanjutkan pada tahap ke dua yaitu injeksi. Campuran bahan yang telah melebur seperti lava kemudian dialirkan pada tangki lain untuk disuntikkan dengan bahan pigmen lain sehingga adonan kelereng menjadi warna-warni.

Tahap ketiga adalah pemotongan dan pembentukan. Cairan kental kelereng yang berupa gumpalan kaca dialirkan pada sebuah metal berjalan dan dipotong-potong secara otomatis pada ukuran tertentu (misalnya 2 cm).

Selanjutnya kubus-kubus kaca tersebut dialirkan pada mesin pembentuk bola sehingga produk akhir yang keluar adalah bola-bola kelereng yang telah jadi. Untuk menjaga kualitas, maka diperlukan juga kegiatan penyortiran terhadap kelereng-kelereng yang bentuknya tidak sempurna.

Demikian sekilas gambaran tentang proses pembuatan kelereng. Pabrik kelereng terbesar di dunia berada di Guadalajara, Meksiko. Pabrik yang bernama Vacor de Mexico tersebut mampu memproduksi sekitar 12 juta kelereng dalam sehari yang diekspor ke lebih dari 35 negara di dunia.


Tinggalkan komentar