Etika Makan dalam Menjamu Rekan Bisnis Internasional


makan kantor

Mungkin diantara Anda ada yang pernah memiliki suatu pengalaman ketika mengikuti acara makan bersama dengan seorang atau beberapa orang mitra bisnis Anda. Etika makan menjadi hal yang harus diperhatikan dengan cermat agar kesan profesional selalu terlihat meskipun sedang tidak berada pada jam kerja.

Menjamu atau pun mengikuti acara makan bersama dengan pihak mitra bisnis maupun investor yang masih dalam satu daerah ataupun satu negara tidaklah terlalu sulit dibandingkan jika makan bersama dengan seseorang yang berasal dari negara lain.

Selain perbedaan bahasa, kendala lainnya adalah perbedaan etika dan kebiasaan makan. Cara dan tata aturan makan orang Indonesia tentu tidak sama persis dengan orang Eropa maupun orang China misalnya. Nah, untuk menambah wawasan bisnis anda, berikut disajikan sekilas poin penting terkait etika makan dari beberapa bangsa si dunia.

Prancis
Sebelum makanan mulai disantap, taruhlah kedua tangan anda di atas meja. Jangan meletakkan kedua tangan anda di atas pangkuan. Jika anda tidak ingin makan roti, maka jangan letakkan di atas piring, biarkan tetap berada di tempatnya. Badan tegak, makanan yang datang ke mulut (bukan sebaliknya), napkin ditaruh di paha.

Jepang
Tradisi makan di Jepang biasanya menggunakan sumpit. Tempat makan gaya tradisional Jepang menggunakan bantal tipis sebagai alas duduk dan meja yang pendek sebagai tempat menaruh makanan, yang lantainya menggunakan alas yang terbuat dari jerami semacam tikar yang dikenal dengan sebutan Tatami. Ketika akan memasuki ruang tatami, hal pertama yang dilakukan adalah mencopot alas kaki.

Kemudian duduk dengan tegak, wanita maupun pria dalam sikap formal semuanya satu jenik gaya duduk, yaitu duduk berlutut, dimana kaki terlipat dibawah paha, dan pantat beralaskan telapak kaki, yang lebih dikenal dengan sebutan gaya Seiza. Di Jepang, sudah menjadi kebiasaan sebelum menyantap makanan, kita mengucapkan itadakimasu, dengan kedua tangan diletakkan bersama – sama di depan dada seperti sikap sembah.

Biasanya sebelum mengucapkan kata “itadakimasu”, kita meluangkan sedikit waktu untuk memuji makanan yang di hidangkan, sebagai etika sopan santun. Selain itu, pantang untuk menancapkan sumpit di mangkuk nasi.

India
Ada beberapa perbedaan antara etiket makan India dan etiket makan ala Barat. Contohnya saja, di India lebih sopan makan dengan tangan Anda. Bagi orang India, makanan adalah berkah dan harus dinikmati dengan sentuhan, penciuman dan pengecap. Makan dengan sendok dan garpu dianggap kurang menyenangkan. Bagaimanapun, ada aturan-aturan dalam etiket makan dengan tangan ini.

Pertama, sebaiknya Anda tidak pakai tangan kiri untuk makan, kecuali ada garpu untuk memindahkan makanan dari piring sajian ke piring Anda. Tangan kiri dianggap kotor. Penggunaan tangan kiri hanya diperbolehkan saat makan bawang atau makanan pendamping lainnya.

Bagian lain dari etiket dan budaya tradisional India adalah berbagi makanan. Meskipun hanya dua orang yang makan di restoran, sudah jadi kebiasaan untuk memesan dua hidangan berbeda untuk dibagi satu sama lain.

Namun, meskipun berbagi makanan adalah bagian penting dari etiket orang India, namun berbagi gelas, sendok, garpu, minum dari gelas orang lain, ataupun menggigit roti, cokelat dan es krim orang lain disebut dengan jootha, dan tindakan tersebut dianggap sangat tidak sopan bagi sebagian besar orang India.

China
Biasanya, setelah menghabiskan daging di bagian atas, Anda akan membalik ikan untuk menghabiskan bagian satunya lagi. Namun jangan melakukan hal itu saat sedang makan dengan orang Tionghoa. Mengapa? Karena membalik ikan sama saja dengan “dao yue” yang berarti nasib buruk. Malah, saat membalik ikan, sama saja Anda membalik perahu sang nelayan yang menangkap ikan tersebut.

Anda bisa membuang semua duri dan memakan daging baliknya setelah menyingkirkan duri. Ada beberapa hal lagi yang tidak diperbolehkan di China yaitu tidak boleh menghabiskan semua makanan di piring.

Jika di Indonesia menghabiskan semua makanan yang ada di dalam piring itu diperbolehkan, tapi di China, menghabiskan semua makanan yang ada di dalam piring itu berarti seseorang tersebut menganggap bahwa tuan rumah tidak menyediakan makanan yang cukup untuk tamunya.


Tinggalkan komentar