Wirausaha Pembuatan Cabai Giling dalam Kemasan


cabai giling

Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya dengan hasil pertanian. Banyak hasil komoditi pertanian yang tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, satu diantaranya adalah cabai. Oleh karena itu diperlukan penanganan pasca panen agar hasil pertanian tersebut bisa bertahan lama dan memberikan hasil yang maksimal.

Lalu bagaimana cara mengolah hasil panen cabe yang melimpah agar bisa disimpan lebih lama atau menambah nilai ekonominya? Banyak cara yang bisa diupayakan, salah satunya adalah cabai giling dalam kemasan. Cabe giling dalam kemasan adalah olahan pasca panen hasil penggilingan buah cabai segar dengan memberi atau tanpa memberi tambahan bahan pengawet.

Ada berbagai bahan pengawet yang bisa ditambahkan, namun umumnya adalah garam dengan konsentrasi 20-30% atau juga memakai asam dan natrium benzoat. Di pasaran, usaha cabe giling masih belum banyak dilakoni dan biasanya belum dikemas dengan baik. Padahal jika dikemas, maka hasilnya lebih higienis, lebih tahan lama dan lebih menarik konsumen. Bagaimanakah melakoni usaha ini? Berikut sekilas uraian usaha pembuatan cabe giling dalam kemasan.

Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan:
Buah cabe yang telah matang, kalsium metabisulfit atau Natrium bisulfit yang berguna sebagai penonaktifan enzim yang menimbulkan reaksi pencoklatan, garam dapur, asam atau pakai natrium benzoat yang bermanfaat untuk pengawetan makanan.

Alat-alat yang wajib disediakan terdiri dari: mesin penggiling untuk menghaluskan cabai, panci untuk proses blanching (merendam cabe di dalam larutan bisulfit panas), injektor pasta (memasukkan pasta cabai ke dalam kemasan), botol kaca sebagai kemasannya, kompor, mesin segel plastik, dan retort yang berguna untuk mensterilisasikan cabe di dalam kemasan botol.

Proses pembuatan cabai giling dalam kemasan:

  1. Bahan cabe dipilih untuk mendapatkan cabai berkualitas terbaik. Selanjutnya cabe dicuci dan diblanching.
  2. Setelah diblanching, cabe digiling dengan menambahkan pengawet berupa natrium benzoat 1 gram, garam dapur 100 gram, dan asam sitrat 5 gram untuk 1kg cabe.
  3. Tahap berikutnya adalah pemanasan. Cabe yang telah digiling dipanaskan dalam wajan sembari diaduk-aduk hingga suhunya mencapai 100°C selama 15-20menit. Api diatur agar tidak membuat cabe menjadi gosong.
  4. Langkah keempat adalah pengemasan. Botol-botol kaca yang akan dipakai sebagai kemasan direndam di dalam air yang mengandung kaporit 5-10ppm atau sekitar 5-10gr untuk 1 meter kubik air selama kurang lebih 30 menit dengan memakai wadah tahan karat. Botol-botol tersebut disusun secara terbalik di dalam air perendaman, kemudian direbus sampai mendidih. Sedangkan tutup-tutup botol direbus dengan air biasa di dalam wadah yang lain. Untuk mengangkat botol dan tutupnya gunakan alat penjepit dan sebaiknya pakai sarung tangan sebagai isolator panas. Untuk memasukkan cabe giling kedalam botol gunakan injektor pasta. Masukkan cabe giling hingga batas volumenya sampai 1-2 cm di bawah mulut botol. Biarkan tetap terbuka 2-3menit. Gunakan penjepit untuk mengambil tutup botol yang ada di dalam air rebusan. Lalu segera pasangkan pada mulut botol dengan rapat dan kuat. Lakukan proses ini dengan cepat, cermat, dan higienis.
  5. Proses selanjutnya adalah sterilisasi dengan cara merebus kembali botol-botol yang telah diisi cabai selama 30 menit untuk memusnahkan mikroba perusak. Setelah itu letakkan botol secara terbalik untuk menguji apakah ada cairan cabai yang keluar dari tutup botol.
  6. Tahap keenam adalah melakukan penyegelan pada tutup botol dengan menggunakan mesin penyegel (sealing machine).
  7. Tahap terakhir adalah memberi label merek pada badan botol. Cabai dalam kemasan botol pun siap untuk dipasarkan.

Demikian sekilas tentang cara berwirausaha pengolahan cabai giling dalam kemasan. Umumnya bahan pasta cabai tersebut dapat bertahan 2 minggu pada suhu ruangan dan 1 bulan jika disimpan di lemari pendingin. Salam kerja & usaha!!!


Tinggalkan komentar