Membuat Stempel, Pelengkap dalam Usaha Percetakan


stempel

Dalam membangun dan mengembangkan sebuah usaha percetakan yang profesional, kurang lengkap rasanya jika tidak menyediakan jasa pencetakan stempel. Stempel saat ini bukan hanya digunakan pada lembaga pemerintahan saja, seperti sekolahan dan perkantoran, tetapi juga banyak dipakai oleh pengusaha-pengusaha kecil, bahkan termasuk pedagang kelontong.

Berlatar hal tersebut, maka usaha pembuatan stempel menjadi salah satu inventaris penting dalam bisnis percetakan anda.

Zaman dulu, proses pembuatan stempel dapat dibilang cukup rumit dan memerlukan keterampilan dan teknik khusus. Tak jarang sebuah stempel mampu diselesaikan paling cepat satu hari. Namun kini, seiring kemajuan teknologi, pembuatan sebuah stempel/cap bisa dikerjakan kurang dari tiga jam saja. Bagaimanakah proses pembuatan sebuah stempel (cap)? Mari kita simak ulasannya!

Ditinjau dari cara penggunaannya, Stempel dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu stempel yang menggunakan bantalan untuk mengolesi tinta dan stempel berpori yang tintanya ada di dalam stempel itu sendiri, disebut juga stempel warna. Pada postingan ini, yang diuraikan adalah cara pembuatan jenis stempel yang pertama.

Stempel dengan bantalan ini paling banyak digunakan di perkantoran, namun kurang praktis jika dibawa bepergian. Untuk membuat stempel ini, alat dan bahan yang diperlukan antara lain:

  • Perangkat komputer
  • Program editing gambar, misalnya Corel Draw atau Photoshop yang berguna membuat desain stempel, mengedit desain, dan menyimpan hasil editing dalam bentuk negatif.
  • Printer untuk mencetak negatif film.
  • Karet Runaflek sebagai bahan utama stempel, harganya sekitar 90.000 – 100.000 rupiah
  • Negatif film yang dibuat dari plastik transparasi dimana salah satu sisinya kasar, dan sisi lainnya halus.
  • Lampu ultraviolet
  • Gagang stempel yang bisa dibeli dari distributor atau di toko suplier.
  • Bensin, bisa juga dicampur tinner (1:1)
  • Lem castol (lem perekat).
  • Kuas kecil atau sikat gigi
  • Hair dryer untuk proses pengeringan (bisa juga dijemur)
  • Gunting atau cutter

Cara pembuatannya:

  1. Yang pertama dilakukan adalah membuat desain stempel di komputer menggunakan program editing gambar, misalnya memakai program Photoshop atau Corel Draw. Kemudian hasil editing tersebut diubah dalam format negatif.
  2. Setelah itu, print gambar desain stempel tersebut di atas plastik transparansi sebagai media negatif film, atau juga bisa pakai kertas kalkir.
  3. Potong karet runaflek seukuran gambar yang tercetak pada plastik transparansi (negatif film) tersebut.
  4. Lepaskan plastik pelindung pada salah satu sisi karet runaflek, dan usahakan plastik tipis yang berada di antara plastik pelindung juga ikut dikelupas.
  5. Rekatkan negatif film pada bagian karet runaflek yang telah dilepas plastiknya. Tekan dengan lembut agar film tidak rusak.
  6. Sinari karet runaflek yang telah ditempeli negatif film dengan menggunakan lampu ultra violet sekitar 10-15 menit dengan bagian atau posisi film terkena sinar lampu.
  7. Setelah proses tersebut, lepas negatif film dari runaflek, kemudian karet tersebut dimasukkan ke dalam bensin sembari dikuas/disikat secara perlahan.
  8. Saat proses penyikatan dengan cairan bensin dan tinner, tulisan dan desain stempel akan tampak/timbul. Setelah itu keringkan dengan bantuan kipas angin atau hairdryer lalu dijemur.
  9. Langkah terakhir adalah memasang cetakan karet runaflek tersebut ke gagang stempel dengan menggunakan lem. Tambahkan pula lapisan spon tipis antara karet runaflek dengan gagang agar tekanan stempel lebih terasa lembut saat digunakan.

Demikian uraian singkat membuat stempel (cap) untuk berbagai instansi dan ragam keperluannya. Dengan harga sekitar Rp 30.000 hingga Rp 60.000, maka dapat menjadi sumber pemasukan bagi usaha percetakan anda. Salam kerja & usaha!!!


Tinggalkan komentar