Begini Suka Duka Menjadi Seorang Model


belanja 45

Model merupakan salah satu profesi yang dipandang penuh kegelamoran dan kemewahan, sehingga banyak orang yang tertarik untuk menggeluti dunia modeling. Namun, untuk terjun dalam bidang pekerjaan ini bukanlah perkara yang mudah.

Selain harus mempunyai fisik yang sempurna (cantik/ganteng), kesiapan mental dan daya tahan tubuh yang prima juga merupakan hal yang harus dimiliki. Bahkan beberapa agen mensyaratkan kepada calon model untuk memiliki sertifikat atau ijazah modeling agar dapat diterima dalam dunia modelling profesional.

Seperti sebuah koin mata uang yang memiliki dua sisi, profesi sebagai model juga tak hanya diliputi oleh kesenangan semata, tetapi ada sisi-sisi dukanya yang mungkin tidak banyak orang ketahui. Berikut adalah suka-dukanya menjadi seorang model.

Asyiknya menjadi seorang model:

1. Profesi yang prestise
Menjadi model memiliki nilai prestise tersendiri, terutama dalam pandangan masyarakat di Asia. Selalu berpenampilan cantik, ganteng, memakai busana yang mewah, tubuh yang perfeksional, penghasilan yang besar dan selalu menjadi sorotan lensa kamera, membuat profesi model dianggap mempunyai nilai yang “wah”.

2. Berkesempatan mencicipi produk baru dan tampil glamor
Salah satu enaknya menjadi model adalah berkesempatan menggunakan produk baru. Misalnya pada saat acara fashion show untuk memperkenalkan rancangan busana terbaru dari desainer, tentu yang pertama kali mengenakannya adalah para model. Bahkan tak jarang, busana baru tersebut diberikan gratis oleh sang desainer kepada para model untuk membantu mempromosikan produk terbarunya.

3. Penghasilan yang besar
Menjadi seorang Model berkesempatan untuk mendapatkan gaji yang besar, terutama bila bekerja pada agen model yang ternama. Hal tersebut belum ditambah dengan penghasilan untuk event-event tertentu, kontrak bisnis, dan juga honor dalam acara lainnya.

Model internasional yang bernama Gisele Bundchen memperoleh penghasilan sekitar 400 milyar per tahun, Heidi Klum memperoleh penghasilan sekitar 200 milyar, atau Kate Mose berpenghasilan sekitar 110 milyar rupiah tiap tahunnya.

4. Berpeluang menjadi populer dan selebritis
Banyak para selebritis dunia dan lokal yang menjadi terkenal berawal dari profesinya sebagai model. Misalnya Cinta Laura, Rio Dewanto, Nabila Syakieb, Megan Fox, Selena Gomez, dan sebagainya.

Kecantikan dan ketampanan seorang model menjadi daya tarik yang besar bagi banyak pihak untuk mengajaknya bekerjasama dalam berbagai bisnis, misalnya menjadi pemain film, bintang iklan, MC, penyanyi dan lainnya. Selain berbagai kesenangan yang diperoleh dalam melakoni profesi model, ternyata banyak juga duka yang dialami oleh para model.

Nggak asyiknya jadi seorang model:

1. Terbebani dalam menjaga vitalitas dan kesempurnaan fisik
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para model adalah harus senantiasa menjaga bentuk fisiknya agar tetap sempurna. Oleh karena itu, banyak model yang menjalani diet ketat yang terkadang bikin menyiksa. Apalah artinya punya uang banyak, namun tidak dapat makan enak dan seenaknya.

Selain penampilan, kondisi kesehatan tubuh harus selalu Oke. Seorang model harus selalu terlihat fit meskipun dalam keadaan lelah. Bila tidak, akan dicap model yang tak profesional.

2. Permak dan rias tubuh yang tidak cocok
Berhias merupakan salah satu kegiatan para model sebelum tampil di atas catwalk. Dalam mempermak tubuh tersebut, terutama pada bagian wajah dan rambut, seringkali seorang model harus mengalami iritasi kulit, rambut yang rusak atau alergi kosmetik lainnya. Sehingga mereka harus berusaha menjaga dan sesegera mungkin melakukan tindakan perawatan ekstra agar tetap bisa tampil sempurna. Hal ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

3. Crowded di belakang panggung
Di atas panggung, seorang model memang tampak sangat anggun dan mempesona, seolah-olah mereka adalah insan yang paling berharga. Namun, di belakang panggung, kekacauan dan suasana crowded dalam persiapan sebelum pentas sering kali terjadi. Ada model yang saling bertabrakan, terjatuh, dimarahi oleh penata acara, atau disuruh buru-buru merupakan beberapa contoh suasana yang bertolak belakang.

4. Sering menerima persepsi negatif
Pose-pose model yang feminim dan agak berani menjadikan profesi ini sering dipandang negatif oleh sebagian masyarakat Indonesia. Ada pula yang beranggapan, kalau semua orang yang bekerja sebagai model bisa diajak “tidur”. Hal tersebut tentu tidaklah benar.

Namun, foto-foto seksi atau maskulin yang agak hot dari beberapa model, membuat stigma negatif ini menjadi sebuah kesimpulan umum di masyarakat. Demikian sepintas gambaran suka dan dukanya berprofesi sebagai seorang model. Anda tertarik untuk menggelutinya?


Tinggalkan komentar