Gambaran Umum Bisnis Money Changer


tukar uang

Bisnis apa yang akan anda bangun jika mempunyai modal ratusan juta rupiah? Waralaba, salon kecantikan, rumah makan, mini market, atau cukup diinvestasikan saja? Jika di wilayah anda sering dikunjungi oleh warga negara asing (WNA), mungkin bisnis yang menjanjikan adalah Money Changer.

Usaha tukar-menukar uang asing dengan uang lokal atau istilahnya Money Changer merupakan sebuah bisnis bagus yang banyak dijumpai di kota-kota besar seperti Jakarta, Badung, Batam, dan Denpasar.

Di daerah tersebut merupakan pusat lalu lintas WNA yang datang ke Indonesia, baik untuk urusan bisnis maupun wisata, sehingga transaksi dollar sering terjadi di sana.

Membangun sebuah tempat penukaran uang asing memang dikategorikan sebagai bisnis kelas kakap, karena modal yang dibutuhkan cukup besar, sehingga banyak money changer dimiliki secara patungan (saham). Menurut Surat Edaran BI No. 14/15/DPM, diwajibkan jumlah modal awal yang harus disediakan minimal sekitar 250 juta rupiah untuk daerah-daerah yang disebutkan tadi.

Secara singkat, untuk membangun sebuah pusat penukaran uang asing, atau istilahnya PVA – BB (Pedagang Valuta Asing Bukan Bank), diperlukan berbagai hal, antara lain:

  • Tempat (gedung) usaha yang layak.
  • Peralatan yang memadai, seperti brankas uang, alat pendeteksi uang palsu, alat penghitung uang, papan kurs, dan sebagainya.
  • Modal yang mencukupi untuk bertransaksi.
  • Pengajuan izin ke BI (di kantor pusat atau kantor perwakilan BI).
  • Penyiapan dokumen, misalnya akta pendirian perusahaan, NPWP, surat keterangan tidak pernah terlibat kasus hukum, kredit macet, dan lainnya.
  • Memiliki pegawai yang cakap, termasuk juga petugas keamanan.

Setelah permohonan tersebut, pihak BI akan melakukan pendataan, survey tempat, dan menganalisis dokumen-dokumen tersebut. Jika diizinkan, maka usaha money changer tersebut berhak mencantumkan tulisan “Pedagang Valuta Asing Berizin” atau “Authorized Money Changer” pada papan namanya. Bagaimana cara bisnis ini mendapatkan keuntungan?

Sebuah money changer akan mempunyai daftar harga tukar (kurs) dari berbagai mata uang asing, misalnya dollar, euro, yen, pesso dan lainnya terhadap rupiah. Kurs jual dan kurs beli adalah berbeda.

Jika seseorang yang ingin menukarkan uang dollar dengan rupiah, maka Money Changer akan membeli dengan harga lebih rendah daripada harga jual kurs tersebut. Selisih nominal tersebutlah yang menjadi keuntungan pihak money changer.

Bahkan, jika uang dollar kertas yang ditukarkan tersebut dalam keadaan lecek, agak kotor, atau pun hanya pecahan kecil ($1), maka nilai tukarnya bisa lebih rendah lagi, sehingga Money Changer bisa mendapatkan keuntungan yang lebih. Trik ini sering dijumpai di beberapa negara kawasan Asia dan Afrika.

Untuk sukses dalam bisnis Money Changer, pemilihan lokasi yang strategis dan berani memberi harga (rates) yang bagus adalah kunci utamanya. Selain itu, untuk memperluas marketing, banyak Money Changer yang mendirikan cabang-cabang kecil (gerai) yang ditempatkan di kompleks supermarket, bandara, tempat wisata, atau di sekitar pusat bisnis WNA.


Tinggalkan komentar