5 Bisnis yang Memanfaatkan Momentum Demam Korea


korea

Masyarakat Indonesia memiliki karakter budaya yang terbuka. Sebagian besar masyarakatnya dapat menerima pengaruh budaya – budaya luar negeri, baik dari kawasan timur maupun budaya dari negara – negara barat. Pengaruh budaya luar tersebut biasanya lebih banyak melalui media entertainment, seperti film dan industri musik.

Jika tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Nusantara familiar dengan artis-artis asal India, Jepang, China, Amerika, Spanyol, Inggris, dan Mexico, maka sejak dua tahun terakhir bintang-bintang asal Korea Selatan mulai banyak dikenal dan memiliki ribuan penggemar di tanah air.

Dan nampaknya dalam 3-5 tahun ke depan, popularitas hiburan asal Korea masih mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Memang negara yang dijuluki dengan Negari Ginseng tersebut telah berhasil membangun dan merajai banyak bidang industri di berbagai penjuru dunia, seperti industri teknologi, industri fashion, dan juga termasuk industri hiburan.

Oleh karena itu, sebagai pebisnis yang cerdas, trend “Korean Wave” dapat dijadikan sebagai sebuah celah bisnis yang potensial saat ini hingga 3-5 tahun ke depan. Ada pun bidang-bidang usaha yang bisa anda jalankan selama moment demam Korea ini antara lain:

1. Bisnis Kuliner
Kepopuleran industri film dan musik Korea di Indonesia juga ternyata berdampak positif terhadap industri pariwisata di Korea Selatan. Selain tempat-tempat wisata, makanan asal Korea, seperti Kimchi, Bulgogi, Bibimbap, dan Ramyeon juga menjadi populer di berbagai negara.

Sebagian orang yang tidak mempunyai biaya untuk berlibur ke Korea, biasanya mencoba menghilangkan rasa penasarannya dengan mencicipi kuliner asal Korea. Hal tersebut tentu menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan, terutama bila dikemas dalam konsep lebih remaja, karena para penggemar artis Korea umumnya adalah kaum ABG. Sementara untuk anda yang telah memiliki usaha restaurant, menu asal Korea bisa mampu mendongkrak omzet bisnis anda saat ini.

2. Bisnis Fashion
Momentum kepopuleran seorang artis sering dimanfaatkan dalam meningkatkan laju penjualan produk-produk fashion, seperti kaos, celana, topi, hingga tas. Berbagai cara dilakukan, mulai dari mencetak gambar sang artis pada produk fashion, menamai produknya dengan mencatut nama sang artis, hingga meniru jenis-jenis desain pakaian yang dikenakan oleh artis tersebut.

Sebenarnya dalam membangun bisnis yang mendompleng popularitas figur seorang artis diperlukan izin dari artis tersebut. Namun di tanah air, hal ini masih jarang dilakukan, terutama oleh pebisnis-pebisnis kecil yang skala usahanya masih lokal di suatu daerah.

3. Bisnis Assesoris
Sebagai bagian dari trend fashion, assesoris adalah perlengkapan yang wajib dalam kesempurnaan mode. Memproduksi dan menjual ragam assesoris yang berbau Korea adalah celah bisnis yang cukup profitable saat ini.

Berbagai hiasan kalung, cincin, anting-anting, bando, ikat pinggang, hingga bross yang bergambar artis korea telah banyak beredar di toko-toko cindera mata, swalayan, hingga kampus-kampus yang dijual oleh para mahasiswa. Dengan memanfaatkan moment Korean Wave ini, banyak produsen assesoris yang kebanjiran pesanan.

4. Bisnis Tata Rias
Dalam sifat manusia, mengidolakan seseorang takkan pernah merasa puas jika belum bisa menjadi seperti sang idola. Oleh karena itu, umumnya seseorang akan berusaha bisa tampil semirip-miripnya laksana figur yang diidolakannya, baik dari tingkah laku dan bentuk fisiknya.

Demam Korea yang dialami banyak remaja Indonesia membuat mereka terobsesi untuk bisa tampil dengan gaya (style) seperti sang idola. Tatanan rambut dan riasan wajah adalah bagian tubuh yang paling sering dipermak.

Jangankan masyarakat biasa, para selebritis dalam negeri pun juga ikut mempermak tampilannya agar bisa mengikut trend mode Korea. Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi pebisnis salon kecantikan dan jasa tata rias rambut dan wajah. Oleh karena itu, trend Korean Wave berdampak positif terhadap omzet bisnis jasa tata rias di Indonesia.

5. Bisnis Kursus Bahasa Korea
Selain karena kekuatan ekonominya, kepopuleran budaya Korea juga membuat banyak orang tertarik untuk mempelajari bahasanya. Para remaja Indonesia pun telah mampu menghafal beberapa kosa kata bahasa Korea. Oleh karena itu, bisnis bidang pendidikan dan pelatihan bahasa Korea yang disebut dengan Hangungmal atau Hangugeo menjadi celah bisnis yang prospektif.

Bisnis membuka kursus Bahasa Korea mulai banyak tumbuh di kota-kota besar. Lembaga-lembaga kursus bahasa pun telah banyak membuka kelas bahasa Korea. Para peserta kursus beralasan memilih belajar bahasa Korea karena menganggumi kebudayaan Korea atau ingin menjadi TKI di negeri yang beribukota Soul tersebut. Untuk membuka bisnis ini diperlukan tim pengajar yang fasih bahasa Korea.


Tinggalkan komentar