Bidang usaha yang masih sangat minim pesaing di Indonesia adalah kerajinan kaca pyrex. Kerajinan kaca pyrex atau Sculpture art glass yang dibuat untuk souvenir, cinderamata, aksesoris, trophy, dan hiasan interior tersebut merupakan handicraft yang populer di negeri Malaysia dan dikenalkan di Indonesia sekitar tahun 2004. Lalu apa itu kaca pyrex?
Kaca pyrex adalah jenis kaca borosilikat yang biasanya digunakan dalam alat-alat laboratorium, seperti gelas ukur, tabung reaksi, dan beberapa alat dapur. Nama pyrex merupakan sebuah merek dagang yang diperkenalkan oleh Corning Incorporated tahun 1915, dan kemudian menjadi istilah umum dalam kosa kata bahasa Inggris.
Asal-asul kata “Pyrex” diadopsi dari nama produk yang dijual oleh perusahaan Corning Incorporated tersebut, yaitu Pie Plate (piring kue). Sebagai konsistensi produk-produknya yang selalu diberi nama akhiran “ex”, maka produk piring yang berbahan kaca tersebut diberi nama Pie+r+ex = pyrex. Sehingga jadilah kata Pyrex.
Pada umumnya, kandungan kaca pyrex terdiri dari boron, sodium, aluminium, oksigen, silicon, dan potasium. Campuran tersebut membentuk kaca yang mempunyai sifat isolator, keras pada suhu ruangan, namun lentur ketika diberi panas pada suhu tinggi. Karena sifatnya tersebut, kaca pyrex bisa diolah untuk dibuat handicraft seperti layaknya kaca kristal.
Jika souvenir kaca kristal dibuat dengan alat pencetak, maka kerajinan kaca pyrex dibuat dengan bantuan panas burner las yang dibentuk sesuai keinginan ketika bahan telah lentur. Kerajinan kaca pyrex yang paling terkenal kualitasnya di dunia berada di negeri Pizza (Italia) dengan sistem tiup.
Di Indonesia, wirausahawan kaca pyrex masih sedikit jumlahnya, hal ini disebabkan belum populernya souvenir pyrex (hanya terkenal di kalangan pengusaha, pejabat tinggi, serta wisatawan asing), bahan baku yang sulit diperoleh, serta memerlukan keterampilan tersendiri. Menjadi pengerajinan kaca pyrex membutuhkan daya imajinasi, ketelitian, cekatan, dan kecepatan agar hasil yang diperoleh terbentuk dengan bagus.
Alat yang diperlukan dalam membuat souvenir berbahan pyrex antara lain batangan kaca pyrex, burner las dengan tabung oksigen, dan kaca mata hitam. Teknik pembuatannya dibakar dengan api las pada suhu di atas 700°C kemudian dengan bantuan sebatang logam, bahan kaca yang telah lentur tersebut dibentuk sesuai keinginan, misalnya patung kuda berdiri, bentuk manusia, pagoda, dan sebagainya dengan kualitas produk mirip kaca kristal.
Jumlah pengerajin kaca pyrex masih sedikit terdapat di Indonesia. Salah satu yang sudah menjalani usaha ini adalah Andi Rifansyah yang memiliki bengkel seni bernama Netha Art & Craft Pyrex. Hasil kerajinannya yang cantik banyak dipesan oleh para pengusaha dan pejabat-pejabat negara sebagai souvenir dan penghias kantor kerja. Harga sebuah kerajinan kaca berkisar 20ribu hingga di atas dua jutaan rupiah tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
Komentar
Posting Komentar